Tahun 1927
Pelayanan Air Minum di Kota Banyuwangi sudah dimulai sejak Tahun 1927 untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah Hindia Belanda yang dikelola oleh suatu badan pemerintah Hindia Belanda dengan nama Water Leiding Bedrijf yang memanfaatkan mata air Sumber Gedor dengan kapasitas 10 liter/detik sebagai bahan bakunya. Melalui broncaptering yang dibangun Tahun 1927 untuk menangkap mata air di Sumber Gedor yang selanjutnya air ditransmisikan ke bak pelepas tekan di Desa Boyolangu dan ditampung di Tandon Penataban dengan kapasitas 500 m3 yang kemudian siap didistribusikan kepada masyarakat perkotaan.
Tahun 1945
Pada masa kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 terjadi peralihan kekuasaan dari Pemerintah Hindia Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia dimana pengelolaan air minum di Kabupaten Banyuwangi ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK) dengan nama Saluran Air Minum (SAM).
Tahun 1969
Dalam upaya peningkatan pembangunan daerah dimana salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Perusahaan Daerah maka perlu dilakukan peningkatan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan daerah, sehingga Pemerintah Daerah menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi nomor 1 Tahun 1969 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Usaha Blambangan (PDAUB),dimana didalam termasuk Saluran Air Minum.
Tahun 1972
Pemerintah Pusat memberikan bantuan pembangunan untuk peningkatan kapasitas sumber dengan membangun broncaptering (bak penangkap air sumber) yang lebih besar sehingga kapasitas sumber Gedor yang semula 10 lt/dt menjadi 112 lt/dt yang disertai dengan pembangunan Tandon baru di Penataban dengan volume 1000 m3.
Tahun 1982
Dimasa Pemerintahan Bupati Djoko Supaat Slamet maka terbitlah Perda No. 08 Tahun 1974 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sebagai upaya pemisahan dari Perusahaan Daerah Aneka Usaha Blambangan (PDAUB) dengan maksud memberikan otonomi yang lebih besar untuk pengelolaan perusahaan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Banyuwangi. Maka Sebagai bentuk tanggungjawab yang lebih besar PDAM harus mengembangkan diri dengan dana pinjaman Bank Dunia pada tanggal 31 Oktober 1974, melalui perjanjian pinjaman antara Pemerintah Indonesia dengan International Bank for Reconstruction and Development yang menyetujui untuk :
Pembangunan/pemasangan pipa distribusi diseluruh kota khususnya kota Banyuwangi.
Pembangunan Bak pelepas tekan di Boyolangu.
Pemandian/kran-kran umum dan hidran umum (pemadam kebakaran).
Pembangunan Laboratorium dan peralatannya.
Pembangunan Gedung Kantor serta perumahan dinas.
Tahun 1983
Peningkatan pelayanan terus dikembangkan oleh PDAM dengan membuka Cabang di Rogojampi yang pembangunannya oleh Departemen Pekerjaan Umum Jawa Timur melalui Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih (PPSAB) meliputi pembangunan gedung dan instalasi/jaringan air minum dengan debit air 20 lt/detik.
Tahun 1988
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah maka Pemerintah Kabupaten dipandang perlu untuk mencabut Perda No. 8 Tahun 1974 dan dinyatakan tidak berlaku lagi serta menerbitkan Perda No. 1 Tahun 1988 Tanggal 29 Januari 1988 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi dimasa pemerintahan Bupati S. Djoko Wasito dan Ketua DPRD Moch. Alim.
Tahun 1990
Penambahan bahan baku air minum terus dilakukan dengan membangun Broncaptering (bak penangkap air sumber) Sumber Gedor II dengan kapasitas produksi 15 lt/dt.
Tahun 1991
Penyerahan pembangunan proyek air minum oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih (PPSAB) Jatim di Muncar dengan kapasitas pompa 10 lt/dt, maka secara resmi PDAM Cabang Muncar dibuka untuk melayani kebutuhan air minum masyarakat Muncar.
Tahun 1992
Pelayanan Air Minum untuk kawasankota Banyuwangi utara terus ditingkatkan dengan membangun Tandon di Kalipuro volume 750 m3 dengan memanfaatkan Sumber Gedor I, II dan III.
Tahun 1993
Pembangunan Broncaptering Sumber Pawon dengan produksi 40 lt/dt, Tandon Banjarsari volume 300 m3, jaringan pipa transmisi dan distribusi dari realisasi program P3KT guna memberikan pelayanan di kawasan Kota Banyuwangi selatan.
Tahun 1994
Penyerahan pembangunan proyek air minum oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih (PPSAB) Jatim di Wongsorejo dengan kapasitas pompa 10 lt/dt, diproduksi 3 lt/dt, maka secara resmi PDAM Unit Wongsorejo dibuka untuk melayani kebutuhan air minum di Kota Kecamatan Wongsorejo.
Tahun 1996
Pengadaan pelayanan air minum di IKK Genteng dengan pembangunan broncaptering di Umbulsari kapasitas produksi 8 lt/dt, pembangunan tendon di Sumber Gondo volume 500 m3, pemasangan pipa transmisi sepanjang 8,5 km dari Umbulsari ke tendon Kaligondo, pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 33,5 km sebagai realisasi dari pinjaman dana RPD.
Tahun 1997
Untuk meningkatkan pelayanan air minum di kota Genteng maka status unit pelayanan ditingkatkan menjadi PDAM Kabupaten Dati II Banyuwangi Cabang Genteng.
Tahun 1998 - 1999
Perluasan dan pemasangan jaringan pipa transmisi distribusi, primer dan tersier pusat maupun dicabang terus dilakukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan antara lain :
Perumahan Giri Mulya
Perumahan Prasaja Mulya
Perumahan Permata Giri
Perumahan Kalirejo Permai
Perumahan Kalipuro
Perumahan Sobo Indah Permai
Tahun 2008
Sumber awal yang dibangun pada Tahun 2008 adalah salah satu sumber yang didanai oleh APBN dengan kapasitas 60 lt/d dimanfaatkan 40 lt/d telah memberikan pasokan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air untuk wilayah-wilayah yang selama ini telah mengalami kekurangan air untuk masyarakat Banyuwangi.
Tahun 2010
Kebutuhan air bersih untuk masyarakat Tegaldlimo sangat diharapkan sekali karena air dikawasan tersebut rasanya payau sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka membeli air juregen, dengan kepedulian PDAM Kabupaten Banyuwangi maka pada Tahun 2010 berdirilah PDAM Cabang Tegaldlimo yang disambut dengan suka cita masyarakat disana.
Tahun 2011- 2012
Pengembangan pelayanan diwilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) Kabat dengan menggunakan sumur bor di Perumahan Kalirejo Permai dengan kapasitas debit air 10 lt/dt yang sumber dananya berasal dari APBN & APBD.
Tahun 2013- 2014
Atas perhatian Bapak Bupati Aswar Anas yang cukup tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar akan air maka PDAM Kabupaten Banyuwangi sampai saat ini telah diberikankepercayaan penuh untuk mengelola air yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut sehingga melalui dana APBD ataupun APBN, PDAMdapat pengembangkan jaringan, peningkatan mutu jaringan dan penambahan Sumur Pompa, sumber air baik yang ada di pusat maupun di cabang.
Sumber Jager berada di Desa Kampung Anyar Kec. Glagah yang dibangun pada tahun 2013 s/d 2014dengan kapasitas 40 lt/d didanai oleh APBD yang pemanfaatannya pada tahun 2014 untuk memberikan pasokan air wilayah Banyuwangi tengah atas dan wilayah pelayanan kawasan Banyuwangi selatan.
Sumur bor beserta pengembangan jaringan yang dibangun pada tahun 2012 s/d 2013didanai APBN berada di Desa Kedungringin Kec. Muncar dengan kapasitas 15 lt/d untuk melayani masyarakat di wilayah PDAM Cabang Muncar terutama untuk kawasan PPI (Pelabuhan Pelelangan Ikan ).
Pada Tahun 2014 untuk pemanfaatan kelebihan kapasite Sumur Bor di Kedungringin maka dibangun pengembangan jaringan untuk wilayah Desa Kedunggebang dan Desa Wringin Pitu Kec. Tegaldlimo.
Tahun 2015
Pengembangan jaringan pipa distribusi 50 mm – 200 mm di :
Desa Kaligondo Kecamatan Glenmore
Desa Tamansari, Desa Dasri, Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari dan Desa Gambiran.
Kelurahan Bulusan Kecamatan Kalipuro
Yang didanai oleh APBD/APBN.
Tahun 2016
Pekan Olah Raga Daerah ( PORDA ) IV Perpamsi Jawa Timur, PDAM Kabupaten Banyuwangi di tunjuk sebagai penyelenggara